BAB. VII
PENGANTAR TEKNIK RADIO
A.
Sinyal
dan Data
Dalam
komunikasi data harus dibedakan antara data dan sinyal . Data didefinisikan
sebagai besaran yang mempunyai atau membawa pengertian sedangkan sinyal adalah
representasi data tersebut dalam bentuk besaran listrik seperti tegangan atau
arus. Besaran listrik inilah yang dapat diolah, diukur ataupun dikirimkan ke
tempat lain. Pengembalian sinyal menjadi data kembali memungkinkan
penyebarluasan dari data tersebut.
Data
bila dirangkai akan menghasilkan informasi, Baik data maupun sinyal dapat
berbentuk analog ataupun digital. Data digital bukan berarti bahwa sinyalnya
harus digital. Representasi data menjadi sinyal merupakan proses yang tidak
saling bergantung akan tetapi ditentukan oleh pertimbangan teknik dan ekonomik.
Data
analog ialah data yang mempunyai yang continue untuk selang waktu tertentu.
Contoh data analog misalnya temperatur, tekanan, kecepatan suara, video dan
lain sebagainya. Data digital akan mempunyai nilai diskrit yang besarnya
tertentu dan tetap untuk selang waktu tertentu misalnya jumlah huruf dalam satu
kata, bilangan dan sebagainya. Sinyal analog merupakan sinyal listrik yang
besarnya berubah ubah setiap saat misalnya tegangan yang berubah setiap saat.
Sinyal
analog dapat digambarkan sebagai sinyal yang mempunyai bentuk gelombang sinus.
Sinyal digital adalah sinyal yang besaran listriknya berbentuk pulsa yaitu
gelombang yang misalnya tegangannya tetap selama jangka waktu tertentu. Sinyal
Digital biasanya mempresentasikan bilangan biner 1 dan ditandai dengan kegadiran pulsa serta
bilangan biner 0 yang ditandai dengan tidak adanya pulsa atau pulsa yang lain
bentuknya dari pulsa untuk bilangan biner.
Secara
teknik data analog akan direpresentasikan dengan sinyal analog melalui
transducer yang sesuai demikian pula data digital akan direpresentasikan ke
dalam sinyal digital melalui proses yang dikenal sebagai encoding. Bilamana
data analog ingin di representasikan dengan sinyal digital is harus melalui
proses coding, sedangkan data digital yang ingin direpresentasikan ke dalam
sinyal analog akan mengalami proses modulasi.
Dalam Penyaluran baik sinyal analog
maupun sinyal digital dapat mengalami beberapa kali konversi dari analog ke
digital dan sebaliknya. Konversi ini sedapat mungkin harus sesedikit mungkin
karena kualitas sinyal akan menurun karena adanya gangguan alami yang tidak
dapat dihilangkan. Jaringan telekomunikasi sekarang ini sebagian besar
menggunakan sinyal digital sehingga gangguan dapat diperkecil.
Pada dasarnya dalam dunia
elektronika dikenal dua jenis sinyal listrik yaitu analog dan digital. Sinyal
listrik analog adalah sinyal yang sifatnya seperti gelombang, jadi dapat dikatakan
sinyalnya selalu sambung menyambung atau tidak ada perubahan yang tiba-tiba
antara bagian-bagian sinyal tersebut. Secara garis besar dapat digambarkan
sebagai berikut.
Sinyal listrik digital adalah sinyal
yang sifatnya seperti pulsa, jadi dapat dikatakan sinyal tersebut
terputus-putus atau terjadi perubahan yang tiba-tiba antara bagian-bagian
sinyal tersebut. Secara garis besar dapat digambarkan sebagai berikut.
Gambar
Sinyal Analog
Gambar
7.1 Sinyal Digital
Kedua jenis sinyal tersebut sangat
penting di dalam komunikasi data. Hal ini disebabkan karena sistem komputer
selalu bekerja dengan sinyal digital, sedang penyaluran data masih banyak
dilakukan secara analog. Keuntungan dan kerugian sistem komunikasi digital
dibandingkan dengan sistem analog.
Keuntungan
Komunikasi Digital :
1.
Error hampir selalu
dapat dikoreksi
2.
Mudah menampilkan
manipulasi sinyal (Seperti Encryption)
3.
Range dinamis yang
lebih besar (Perbedaan nilai terendah terhadap tertinggi) dapat di mungkinkan.
Kerugian
Komunikasi Digital :
1.
Biasanya memerlukan
bandwidth yang lebih besar
2.
Memerlukan sinkronisasi
B.
Definisi
Gelombang Radio
Gelombang
Radio adalah suatu gelombang yang terdiri dari garis-garis gaya listrik (E) dan
garis-garis magnet (H) yang merambat di ruang bebas (Free Space) dan mempunyai
kecepatan sebesar kecepatan cahaya (3.108 Meter/Detik), Susunan dari
garis-garis gaya listrik dan garis-garis gaya magnet terdapat dalam gelombang
radio, disebut Transverse Electromagnetic (TEM) dan susunan garis gaya tersebut
adalah :
1.
Garis Gaya Listrik (E)
tegak lurus garis gaya magnet (H).
2.
Garis Gaya Listrik (E)
tegak lurus arah rambatan.
3.
Kumpulan garis-garis
gaya yang terbanyak merupakan harga kuat medan maksimum.
Jadi
Gelombang Radio Selal mempunyai :
1.
Kuat Medan Listrik (E)
dan Kuat Medan Magnet (H)
2.
Arah Rambatan
3.
Frekuensi (F)
4.
Panjang Gelombang (X)
5.
Polarisasi I
Gambaran dari suatu gelombang elektromagnetik XYZ
dapat ditampilkan sebagai berikut:
Gambar
1.1 Gelombang Elektromagnetik
Polarisasi antena ditentukan oleh
arah medan listrik (E) gelombang yang dipancarkan oleh antena terhadap bidang
permukaan bumi/tanah. Bila suatu gelombang elektromagnetik yang di pancarkan
suatu medan listrik yang sejajar dengan permukaan bumi maka antena tersebut
memiliki polarisasi horizontal, sebaliknya bila suatu gelombang elektromagnet
yang dipancarkan suatu antena mempunyai medan listrik yang tegak lurus dengan
permukaan bumi maka antena berpolarisasi horizontal. Ada 2 macam bentuk
polarisasi tersebut :
1.
Polarisasi Linier
2.
Polarisasi Non Linier
Polarisasi
Linier yaitu arah garis gayanya merupakan garis lurus polarisasi ini sebagai
menjadi :
1.
Polarisasi Linier
Vertikal : bila arah garis gaya listriknya tegak lurus terhadap permukaan
bumi/tanah.
2.
Polarisasi Linier
Horizontal : bila arah garis gaya listriknya sejajar terhadap permukaan
bumi/tanah. Polarisasi non linier yaitu bila arah garis gayanya melingkar,
polarisasi ini terbagi menjadi :
a.
Polarisasi Non Liner
Positif : yaitu bila arah garis gaya listriknya melingkar searah dengan jarum
jam.
b.
Polarisasi Non Linier
Negatif : Yaitu bila garis gaya listriknya melingkar berlawanan arah dengan
jarum jam.
C.
Macam-Macam
Gelombang Radio
Gelombang
Radio ditinjau dari perambatannya dibedakan menjadi :
1.
Gelombang Tanah
(Surface wave/Ground wave)
Adalah gelombang radio
yang perambatannya selalu mengikuti bentuk permukaan bumi/tanah, yang termasuk
dalam gelombang tanah adalah gelombang radio yang mempunyai frekuensi antara 3
MHz. Oleh karena gelombang tanag merambat mengikuti bentuk permukaan tanah/bumi
maka gelombang ini mengalami kehilangan energi yang disebabkan oleh : adanya
penyebaran di antena pemancar (Spreading Loss) adanya redaman tanah karena
gelombang ini akan selalu menginduksi tanah sepanjang peambatannya. Pengguna
gelombang tanah ini paling efektif adalah dengan menggunakan polarisasi yang
vertikal, hal ini di karenakan adanya redaman tanah yang akan lebih besar pada
polarisasi horizontal di banding polarisasi vertikal.
2.
Gelombang Angkasa
(Skywave/Ionosphere wave)
Adalah gelombang radio
yang membuat langsung keatas bumi, kedalam atmosphere dana dalam
kondisi-kondisi tertentu dapat dipantulkan kembali ke bumi oleh lapisan
Ionosphere, yang termasuk dalam gelombang angkasa adalah gelombang radio yang
mempunyai frekuensi antara 3 s/d 30 MHz. Penggunaan gelombang angkasa ini
adalah untuk sistem komunikasi jarak jauh dan jangkauan yang dapat di capai
oleh sistem komunikasi ini tergantung dari tinggi rendahnya lapisan Ionosphere
sebagai lapisan pemantul.
3.
Gelombang Ruang
(Spacewave)
Adalah gelombang radio
yang dalam perambatannya dari antena pemancar ke antena penerima melalui ruang
bebas, yang termasuk dalam gelombang ruang ini adalah gelombang radio yang
mempunyai frekuensi lebih besar 30 MHz (VHF Keatas). Jika kita menggunakan gelombang
ruang dan menginginkan gelombang tersebut bebas dari redaman tanah, maka harus
dipenuhi persyaratan sebagai berikut untuk gelombang ruang yang berpolarisasi
vertikal tinggi antena pemancar harus lebih besar dari 2(h).
Redaman Pada Gelombang Ruang
Pada perambatan gelombang ruang dari
antena pemancar ke antena penerima gelombang ini mengalami 2 macam kehilangan
energi/red redaman yaitu : akibat penyeabaran di antena pemancar spreading Loss
dan akibat redaman dilapisan atmosphere (Ruang Bebas).
D.
Spektrum
Frekuensi
Tabel
1.1 Spektrum Frekuensi Gelombang Radio
Nama
|
Frekuensi
|
Panjang
Gelombang
|
|
Very
Low Frequency
|
VLF
|
3-30
KHz
|
>10
Km
|
Low
Frequency
|
LF
|
30-300
KHz
|
1-10
Km
|
Medium
Frequency MF
|
MF
|
300-3000
KHz
|
100-1000
Km
|
High
Frequency
|
HF
|
3-30
MHz
|
10-100
m
|
Very
High Frequency
|
VHF
|
30-300
MHz
|
1-10
m
|
Ultra
High Frequency
|
UHF
|
300-3000
MHz
|
10-100
m
|
Super
High Frequency
|
SHF
|
3-30
GHz
|
1-10
cm
|
Extremely
High Frequency
|
EHF
|
30-300
GHz
|
1-10
cm
|
Hubungan
antara panjang gelombang dan frekuensi adalah sebagai berikut :
X
= c IF
Dimana
:
X
= Panjang Gelombang (m)
c = Kecepatan Gelombang Radio di Udara (m/det)
f
= Frekuensi (Hz)
CONTOH
SOAL :
Apa
definisi Gelombang Radio ?
Sebutkan
macam-macam Polarisasi Gelombang Radio ?
Sebutkan
macam-macam Gelombang Radio ?
Apa
yang dimaksud dengan Gelombang Angkasa ?
Mengapa
gelombang tanah lebih efektif menggunakan Polarisasi yang vertikal,
Jelaskan
!
1.
Karna Fisik
-
Kabel Tembaga :
Unshielded-Twisted-Pair, Coaxial
-
Serat Optik :
Multi-Mode atau Single-Mode
Misalnya : Hubungan antar sentral
telepon, kabel komunikasi bawah laut (Submarine Cable).
2.
Kanal Non Fisik (Udara)
-
Melalui Satelite :
Geo-Stationer atau tidak
Misalnya : Siaran TV atau percakapan
telepon melalui satelite
-
Gelombang Mikro : LoS
(Line-Of-Sight), atau topo-saattering
Contoh LoS adalah komunikasi HP ke BTS,
pemancar FM ke radio penerima di r umah.
E.
Sistem
Transmisi Microwave
Sistem transmisi
microwave adalah suatu sistem transmisi dengan menggunakan gelombang radio di
atas frekuensi 1GHz. Suatu sistem transmisi microwave dapat berupa sebuah hop
dengan jarak maksimum 50 km atau sebuah backbone yang berupa multiple hop,
dengan jarak sampai ratusan atau ribuan kilometer. Secara garis besar, tujuan
dari sistem komunikasi radio adalah untuk mentrasmisikan informasi dari suatu
tempat ke tempat lain tanpa gangguan. Untuk mendapatkan hasil yang baik,
diperlukan suatu kondisi dimana antena pengirim dan penerima dapat saling
melihat tanpa ada halangan (Line Of Sight) dalam batas-batas tertentu.
Microwave tidak dapat
mengikuti bentuk bumi sehingga
memerlukan transmisi line-of-sight yaitu transmisi mengikuti garis lurus. Jarak
yang bisa dilingkupi oleh sinyal tersebut tergantung dari besar dan tinggi
antena. Sinyal microwave berpropagasi satu arah pada satu waktu sehingga dua
frekuensi diperlukan untuk komunikasi dua arah.
F.
Line
Of Sight (LOS)
Pada teknik gelombang
mikro, suatu hubungan komunikasi disebut Line Of Sight (LOS), Jika antara
antena pengirim dan penerima dapat saling “melihat” tanpa adanya penghalang
pada lintasan pada batas-batas tertentu. Parameter-parameter dalam popagasi
line of sight antara lain : panjang lintasan, faktor k, tinggi tonjolan bumi,
daerah fresnel, tinggi penghalang dan tinggi penghalang tambahan.
Dimana
:
Ta1 = Tinggi
antena stasiun pemancar (m)
Ta2 = Tinggi
antena stasiun penerima (m)
AP1 = Altitude
stasiun pemancar (m)
AP2 = Altitude
stasiun penerima (m)
C = Clearance
(m)
P1 = Tinggi
penghalang (m)
k = Faktor
kelengkungan bumi
d1 = Jarak
penghalang ke pemancar (m)
d2 = Jarak
penghalang ke penerima (m)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar